JAKARTA | Indonesia AdiJaya – Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) menggelar acara Tadarus Kebangsaan dan Penyusunan Road Map Kepemimpinan Muslim Indonesia di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Sabtu (25/3/2023).
Kegiatan tersebut dihadiri Menkopohulkam RI Mahfud MD, Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar, Ketua MUI Muhammad Cholil Nafis, Ketua Umum LPOI KH Said Aqil Siroj, Sekretaris Umum H. Denny Sanusi, Presiden Sarekat Islam Hamdan Zoelva, Aris Banaji (Al-Washliyah), Anwar Sanusi (Persatuan Tarbiyah Islamiy/PERTI), Zukifli (Ittihadiyah), Mohd. Faisal (Persis), Iqbal Sulam (Nahdlatul Ulama), Yantze (Persatuan Umat Islam/PUI), Deni (Perhimpunan Islam Tionghoa Indonesia/PITI), Khaeran M. Arif (Ikatan Dakwah Indonesia/Ikadi), dan Perwakilan Ormas Islam lainnya.
Dalam sambutannya KH Aqil Siradz mengatakan Allah SWT telah melimpahkan anugerah sebuah negeri yang dibangun oleh para pendiri bangsa Indonesia diatas dasar dan prinsip Darussalam dan berbasis Mua’hadah, sebagaimana konsep Rosulullah SAW, dalam membangun Negara Madinah atau Negara Peradaban.
“Keberadaan Indonesia sebagai bangsa yang majemuk dengan keragaman suku, budaya, agama, bahasa, tradisi, adat fan khazanah pengetahuan nusantara, daoat dijadikan sebagai kekuatan untuk menjadi role model pembelajaran tolerandi, keberagaman dan perdamaian bagi bangsa di dunia,” katanya.
Lebih lanjut Aqil Siroj menuturkan keberadaan Indonesia sebagai Negara Demokrasi berpenduduk muslim terbesar di dunia, yang memiliki corak kehidupan beragama yang ramah, damai toleran, dapat dijadikan sebagai modal diplomasi Indonesia kepada dunia, untuk menjadikan Indonesia sebagai sumber rujukan keIslaman yang damai dan menyenangkan, sehingga mampu mengikis dan meminimalisir berkembangnya Islamphobia.
“Hingga pada saatnya Indonesia harus mampu menjadi konsolidator dan komunikator bagi solidaritas umat Islam dan Negara-Negara Muslim di seluruh Dunia,” ujarnya.
Mantan Ketua PB NU ini juga menghimbau agar seluruh kekuatan umat, para tokoh dan pemimpin agama, serta organisasi Islam Indonesia, harus segera bergerak untuk menjadi garda depan perubahan dan perbaikan negeri.
“Perubahan dan perbaikan negeri harus dipimpin dan diarahkan agar terkendali. Ormas-Ormas Islam harus berdaulat, memimpin, bukan hanya menjadi pelengkap penderita dan objek mainan oligarki global driver yang gridi (rakus). Ormas-ormas Islam harus mampu menjadi leader bukan hanya dealer,” tuturnya. (Ril).