Medan, Adijaya.web.id II Walikota Medan Muhammad Bobby Nasution melalui Kadis Perpustkaan Laksamana Putra Siregar secara resmi melaunching buku inspiratif berjudul Mengahadang Badai Kehidupan (MBK): Autobiografi Eka Putra Zakran, Anak Asongan Jadl Advokat Kawakan” pada Sabtu (03/08/2024), bertempat di Istambul Room Hotel Madani JI. SM. Raja/Amaliun No. 1 Medan.
Buku inspiratif MBK: Anak Asongan Jadi Advokat Kawakan ditulis langsung oleh pelaku peristiwa dalam cerita buku tersebut, yaitu Eka Putra Zakran, SH MH, Ketua Umum Pengurus Besar Perkumpulan Advokat Sumatera Utara (PB. PASU). Sedangkan editomya adalah, M. Irfan Batubara, Zeinal Zuhri dan Saidar Lubis.
Buku isnpiratif MBK setebal 520 halaman ini, setidaknya berisi tentang kisah dan pengalaman hidup
penulis, sejak berusia kanak-kanak, remaja, dewasa hingga berusi 40 Tahun, kisah saat mahasiswa kuliah sambil berjualan rokok asongan di simpang empat lampu merah Aksara, kisah setelah mahasiswa S1 Hukum, S2 Hukum, kisah setelah berumah tangga, organisasi, kepemimpinan, kemuhammadiyahan, negara hukum, kiat sukses menapaki karir advokat dan testimoni sejumlah tokoh dalam dan luar negeri.
Kegiatan launching Buku MBK ini diselenggarakan oleh PB. PASU dalam rangkaian Milad ke-40 tahun
Eka Putra Zakran, Ketua Umum PASU dan juga merupakan rangkaian kegiatan Kajian Rutin Bulanan (KARBU) PASU edisi HUT Kemerdekaan Ri ke-79 Tahun, yang diukti kurang lebih 100 peserta, yang terdiri dari anggota pasu dan masyarakat umum.
Tampak hadir dalam kegiatan launching spektakuler tersebut diantaranya Walikota Medan yang dalam hal ini diwakili oleh Laksamana Putra Siregar, Kadis Perpustakan Kota Medan, Dr. Hasan Basri,MM, Ketua Dewan Penyantun PB. PASU, Eka Putra Zakran, Ketua Umum PASU yang juga merupakan penulis buku tersebut dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya, diantararıya Ketua PD Muhammadiyah Kota Tebing Tinggi, Ustd Jufri, Ketua PD Aisiyah Kota Medan, Kholisani, Ketua PD Aisiyah Kota Binjai, Nur Asiah, Ketua PD Muslimat NU Kota Medan, Mazidan Nur, Ketua PC Muhamadiyah Medan Marelan, Muhammad Irsyad dan tokoh masyarakat Deli Serdang, Muhammad
Yusuf Siregar serta sejumlah tokoh penting lainnya.
Walikota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution dalam sambutanya yang dibacakan oleh Laksamana Putra Siregar Kadis Perpustakaan Kota Medan menyatakan, acara hari ini memiliki makna mendalam, dimana tidak hanya menandai peluncuran buku Autobiografi Saudara Eka Putra Zakran, tetapi juga pengajian dalam rangka menyambut kemerdekaan RI ke-79 Tahun. Kegiatan ini
merupakan wadah yang tepat bagi kita semua untuk mengambil pelajaran berharga dan memperkuat iman serta semangat kebangsaan.
Pertama yang perlu kita simak hari ini, buku Mengahadang Badai Kehidupan, karya saudara Eka Putra Zakran ini adalah sebuah karya yang luar
biasa. Lewat karyanya, kita semua bisa belajar bahwa tidak ada badai yang terlalu besar untuk dilampaui, selama kita memiliki tekad yang kuat dan keyakinan yang teguh. Pejalanan hidupnya adalah bukti nyata bahwa latar belakang bukanlah penentu dari nasib seserang, ungkap Siregar.
Sedangkan Hasan Basri, Ketua Dewan Penyantun PB. PASU menyatakan, saya mengenal Eka Putra Zakran atau Epza ini sejak saya menjabat sebagai Kadis Pendidikan Kota Medan dan Epza menjabat sebagai Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Medan. Hubungan silaturahmi kami, sejak saat itu hingga sekarang tetap terbangun dengan baik. Oleh sebab itu, beliau mengangkat saya sebagai Ketua Dewan Penyantun secara struktural di PASU. Sebenanya saya heran kenapa Epza ini tertarik membawa saya bergabung di PASU, sementara saya bukanlah Pengacara, barangkali karena beliau ingin mengajak saya agar paham tentang dunia hukum. Namun yang pasti pada sosok seorang Epza, saya lihat ada semangat pantang menyerah, apalagi diusisnya yang masih 40 tahun sudah mampu menulis sebuah buku autobirografi, saya lihat bukunya tidak terlalu tipis juga, untuk sekelas penulis pemula tentu buku ini cukup luar biasa. Walaupun sepintas lalu buku ini bersifat subjektif, karena
menceritakan kelebihan-kelebihan tentang penulisnya, namun yang mau saya sampaikan dari segi objektifnya, buku ini sangat mudah dipahami dan bahasanya cukup renyah. Bahkan, saya melihat sosok Epza ini merrupakan sosok multi talenta dan Epza dalam buku ini ingin menceritajan bahwa dalam profesi Advokat beliau ingin clean (bersih) dan berkah, jadi clen dan berkah, itu yang saya tangkap ingin beliau sampaikan, karena profesi kesehariannya adalah advokat.
Sementara itu, Eka Putra Zakran, Penulis Buku MBK menyampaikan bahwa dirinya 40 hari 40 malam konsisten dalam menulis buku Anak Asongan Jadi Advokat Kawakan ini. Tujuanrnya menulis buku inspiratif ini semata- mata adalah dedikasi untuk negeri. Setelah hidup, manusia akan mati, maka sebeum mati diharapkan meninggalkan jejak dan energi positif untuk anak negeri, minimal untuk keluarga, anak, istri di rumah, tentu harapannya juga bagi anak negeri atau anak bangsa ini, khususnya kaula muda supaya tidak mudah menyerah dan optimis jika bekerja keras tentu cita-cita dan harapan akan mudah di raih. Ingat kan dengan pendapat Aristoteles yang menyebutkan manusia adalah zoonpolitikon atau makhluk sosial. Pernyataan Aristoteles tersebut hampir di semua buku mata pelajaran apapun selalu dikutip sebagai sebuah kalimat inspirasi, maka deikian juga halnya dengan buku yang saya tulis ini, bila sewaktu-waktu di kutip oleh para mahasiswa, dosen dan praktisi hukum lainnya, maka akan benilai amal jariyah, saya pikir itu tujuan utama, soal nilai komersil wallahu ‘alam bishawab, itu biarlah menjadi kepurtuasannya Allah, Tuhan Azzawajalla, yang jelas sekarang dedikasi untuk negeri itu saja dulu, semoga bermanfaat, pungkas Epza.